Profile Alumni : Saidina Hamzah Daliemunthe, drg., Sp. Perio

Quote :: sman4medan.org - Jalan hidup seseorang tidak bisa diduga. Tidak pernah sekalipun Saidina Hamzah Daliemunthe, pria kelahiran Sigalangan 5 September 1945 ini bercita-cita menjadi seorang dokter gigi. Namun karena kedua orang tuanya Alm. Iskandar Muda Daliemunthe (ayah) dan Almh. Tapi Rumondang Lubis (ibu) yang tidak menyetujui keinginannya untuk melanjutkan studi ke IPB, ia pun mengikuti tes untuk masuk ke Fakultas Kedokteran Umum dan Fakultas Kedokteran Gigi. Dari tes tersebut, Bang Saidina lulus di Fakultas Kedokteran Gigi USU pada tahun 1965 setelah gagal pada tahun 1964.Pada tahun 1970, Bang Saidina yang masih duduk di tingkat IV ditawari untuk menjadi Assisten di Fakultas Kedokteran Gigi dan dikukuhkan sebagai CPNS dengan SK pada tahun 1972.

Pada 1975, Bang Saidina yang merupakan lulusan 1964 dari SMAN 4 Medan ini ditawari untuk pindah menjadi PNS di Dinas Kesehatan Kota Medan guna mengisi jabatan pimpinan di bidang kesehatan gigi. Namun karena profesi dosen sudah menjadi pilihannya, tawaran itupun ditepisnya.Untuk memperdalam ilmunya, Bang Saidina pernah mengikuti Upgrading Course spesialisasi bidang Periodontologi pada Zahn-Mund und Kiefer Klinik, Universität Johannes Gutenberg, Mainz, Federal Republic of Germany, April 1978 – September 1979.

Ketertarikannya akan cabang ilmu Periodontologi membawanya memilih unutk menekuni bidang ini. Pada tahun 1989 ia berhasil menyelesaikan pendidikan spesialis periodonsia. Ini adalah spesialisasi yang mendalami jaringan gusi, tulang penyangga gigi dan jaringan ikat di sekitar gigi dalam keadaan sehat dan sakit yang meliputi juga cara pencegahan dan perawatannya. Pemberian gelar spesialis ini dikukuhkan oleh Majelis Dokter Gigi Ahli Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). Pada 2009 oleh Kolegium Periodonsia Indonesia disahkan sebagai Spesialis Periodonsia Konsultan.

Kini, suami dari Hj. Derliana Lubis ini adalah pengajar mata kuliah Periodonsia I, Periodonsia II pada program S1 Fakultas Kedokteran Gigi USU, Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut pada program S1 Fakultas Kedokteran USU, dan Periodontologi pada PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi USU.Di kalangan kampus, Bang Saidina terkenal mudah dekat dengan para mahasiswanya. Namun kedekatannya pada mahasiswa tidak serta-merta membuat dia tidak objektif dalam penilaian. “Semua harus diperlakukan secara sama, biarpun itu keluarga atau anak teman saya,” tuturnya untuk menjaga komitmen.

Dengan motto mengajar “Murid harus lebih pandai dari saya”, Bang Saidina pernah memperoleh gelar sebagai dosen favorit dari mahasiswanya di tahun 2005.
Dia sangat bangga karena banyak mantan mahasiswanya yang telah maju dalam karirnya. Banyak yang sudah menjadi spesialis, doktor, bahkan profesor, walau ia sendiri tidak beruntung sampai menyandang gelar profesor. Beberapa mantan mahasiswanya juga telah menjabat sebagai kepala dinas kesehatan di beberapa kabupaten dan juga sebagai direktur di berbagai rumah sakit di banyak daerah.

Sejumlah publikasi dan jurnal ilmiah telah ia telurkan dan tersebar di jurnal ilmiah nasional dan internasional. Saat ini Bang Saidina menjabat sebagai Staff Ahli di Univeritas Sumatera Utara. Ia juga kerap mengisi seminar di berbagai tempat mengenai periodonsia. Di tingkat nasional ia juga menjadi anggota Kolegium Periodonsia Indonesia.

Jika ditanya mengenai SMAN 4 Medan, banyak hal yang tidak terlupakan yang pernah dialami oleh bapak dari empat anak ini. “Pada zaman saya sekolah dulu, mulai dari Jalan Gatot Subroto hingga Ayahanda/Gelas (lokasi SMAN 4) itu masih lumpur. Pekarangan rumah saya yang kebetulan dekat dengan sekolah, menjadi tempat parkir sepeda bagi teman-teman saya. Lalu dari rumah ke sekolah kami jalan kaki bersama-sama” cerita Bang Saidina.

Bang Saidina juga sangat fasih menceritakan mengenai guru-guru favoritnya di SMAN 4 Medan, seperti guru pelajaran Civic (Tata Negara) Bapak Hutabarat, guru Aljabar Bapak Silaban, dan guru Ilmu Kimia Ibu D.D. Hutabarat. Apakah begitu hormatnya Bang Saidina terhadap guru-gurunya merupakan pertanda bahwa kelak ia juga akan menjadi guru? Hanya Tuhan jualah yang tahu!

Bang Saidina telah berusaha untuk berjuang keras untuk menyukai bidang yang dulunya tidak disukainya. “Dua tahun pertama saya menangis menahan diri untuk bisa menekuni kuliah dokter gigi, dan semua itu ada hikmahnya”, papar Bang Saidina.
Pelajaran yang bisa dipetik: “Kadang kita tidak pernah tahu garis kehidupan membawa kita kemana. Belum tentu sesuatu yang baik menurut kita adalah kebaikan yang hakiki untuk kita. Tapi yang jelas, kebaikan hakiki itu akan ada jalannya walaupun itu penuh dengan penolakan serta jatuh bangun. Bagaikan tanaman yang terus bercabang ia akan menghasilkan buah manis, dan suatu saat pasti kita akan mensyukurinya.”

Disadur dari berbagai sumber (Harian Andalas, Internet dan wawacara).

Biodata Tambahan:
Bidang Kekhususan:
1.Perawatan periodontal non-bedah.
2.Periodontal Medicine.

Organisasi Profesi
1.Anggota Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI).
2.Anggota Ikatan Periodonsia Indonesia (IPERI).
3.Ketua IPERI Komisariat Medan.

Penghargaaan:
1.2002, Satya Lencana Karya Satya Pengabdian XXX Tahun dari Pemerintah Republik Indonesia.
2.2001, Satya Lencana Karya Satya Pengabdian XX Tahun dari Pemerintah Republik Indonesia.

(By Dian Inda Sari 1994)